Nabila Nur Faiza Menanggapi Polemik Pembangunan Lift Kaca di Pantai Kelingking, Nusa Penida: “Kemajuan Harus Berhati”

Bali, Oktober 2025
Pembangunan lift kaca setinggi 182 meter di kawasan Pantai Kelingking, Nusa Penida, Bali, tengah menjadi sorotan publik. Proyek yang disebut-sebut sebagai salah satu infrastruktur wisata modern tertinggi di Indonesia ini bertujuan untuk mempermudah akses wisatawan menuju pantai yang selama ini hanya dapat dicapai melalui ratusan anak tangga curam.

Lift kaca tersebut telah mengantongi izin resmi dan dikawal oleh Kementerian Pariwisata bersama Pemerintah Daerah Bali. Namun, proyek ini juga memunculkan perdebatan di masyarakat, antara kebutuhan aksesibilitas dan pelestarian kealamian kawasan wisata yang sudah mendunia.

Menanggapi hal ini, Nabila Nur FaizaGrand Winner Duta Pariwisata Indonesia 2025, yang juga dikenal sebagai sosok muda vokal dalam isu pariwisata berkelanjutan dan lingkungan, menyampaikan pandangannya:

“Seperti yang telah kita ketahui, Pantai Kelingking adalah salah satu ikon wisata Indonesia yang paling dikenal dunia. Pembangunan lift kaca ini memang bertujuan memudahkan akses wisatawan yang selama ini harus menuruni ratusan anak tangga curam, dan proyek ini telah mengantongi izin resmi serta dikawal langsung oleh Kemenparekraf bersama Pemda Bali,” ujar Nabila.

Namun, ia menegaskan bahwa proyek ini menghadirkan dilema penting bagi masa depan pariwisata Indonesia.

“Kita dihadapkan pada dilema antara kemudahan akses dan pelestarian kealamian. Pertanyaannya:

  1. Apakah modernisasi berlebihan justru menghilangkan esensi daya tarik wisata itu sendiri?
  2. Apakah pembangunan ini benar-benar sejalan dengan prinsip pariwisata berkelanjutan?
  3. Apakah masyarakat lokal turut dilibatkan sejak awal proses perencanaan?”

Lebih lanjut, Nabila menekankan bahwa pembangunan dan pelestarian seharusnya berjalan beriringan, bukan saling meniadakan.

“Pariwisata memang membutuhkan akses yang layak, fasilitas yang aman, dan kenyamanan bagi wisatawan. Namun lebih dari itu, kita perlu menyadari bahwa yang dicari wisatawan bukan hanya pemandangan, tetapi juga keaslian, keheningan, dan kisah dari tanah yang mereka pijak,” jelasnya.

Sebagai figur publik yang aktif mengadvokasi pariwisata berbasis kearifan lokal, Nabila mengingatkan bahwa kekuatan utama pariwisata Indonesia terletak pada keunikan dan keautentikan alamnya.

“Saya mendukung kemajuan pariwisata Indonesia, tapi kemajuan yang berhati. Mari pastikan setiap pembangunan adalah investasi bijak untuk masa depan, bukan eksploitasi yang akan kita sesali,” tutupnya.


Ayo Suarakan Pandanganmu!

Bagaimana menurut kamu, Sobat Dupar?
Apakah pembangunan lift kaca di Pantai Kelingking merupakan langkah maju untuk memajukan akses wisata, atau justru berisiko menggerus keaslian alam yang menjadi daya tarik utamanya?

Kamu bisa tuliskan pendapat, kritik, maupun gagasanmu di kolom komentar, karena suara masyarakat adalah bagian penting dari masa depan pariwisata Indonesia yang lebih berkelanjutan dan berkarakter.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *